Jumat, 22 Februari 2013

PROSES SOSIALISASI MENURUT GEORGE HERBERT MEAD & CHARLES H COOLEY



    

PROSES SOSIALISASI MENURUT GEORGE HERBERT MEAD


       Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam sosialisasi yang dilakukan oleh manusia. Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan. Sejak saat itulah seseorang sudah memiliki persiapan untuk melakukan tindakan sesuai dengan lingkungan untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata “makan” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan “mam”. Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
      Tahap meniru (Play Stage)
Tahap meniru disebut tahap bermain yang ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini anak mengenal “significant other” yaitu orang-orang di sekitarnya yang dianggap penting bagi pertumbuhan dan pembentukan diri, misal: ayah, ibu, kakak, pengasuh, kakek, nenek, yang sering berinteraksi dengannya. Contoh: seorang anak kecil selalu meniru apa yang dikerjakan orang di sekitarnya dan menerima apa yang sudah dilihatnya.
     Tahap siap bertindak (Game Stage)
Pada tahap ini peniruan yang dilakukan seseorang mulai berkurang digantikan oleh peranan yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Pada tahap ini kemampuan menempatkan dirinya pada posisi orang lain mulai meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara beregu. Pada tahap ini partner interaksinya makin banyak, hubungan pun makin kompleks. Kemantapan diri pada tahap ini jauh lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap mulai dipahami. Pada tahap ini mulai siap menjadi partisipan aktif dalam masyarakat. Teman sebaya sangat berpengaruh pada game stage, karena dengan teman sebaya seseorang mulai mengenal dan berinteraksi dengan dunia di luar keluarga.
     Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini manusia/seseorang disebut sebagai manusia dewasa. Dia bukan hanya dapat menempatkan dirinya pada posisi orang lain, tetapi juga dapat bertenggang rasa dengan masyarakat secara luas. Seseorang telah menyadari pentingnya peraturan-peraturan sehingga kemampuan bekerja sama menjadi mantap. Dalam tahap ini, manusia telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya


PROSES SOSIALISASI MENURUT CHARLES H COOLEY

Cooley lebih menekankan peranan interaksi dalam teorinya. Menurut Cooley, Konsep Diri (self concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Sesuatu yang kemudian disebut looking-glass self terbentuk melalui tiga tahapan sebagai berikut :

1. Kita membayangkan bagaimana kita di mata orang lain.'
Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai lomba.
2. Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita.'
Dengan pandangan bahwa si anak adalah anak yang hebat, sang anak membayangkan pandangan orang lain terhadapnya. Ia merasa orang lain selalu memuji dia, selalu percaya pada tindakannya. Perasaan ini bisa muncul dari perlakuan orang terhadap dirinya. MIsalnya, gurunya selalu mengikutsertakan dirinya dalam berbagai lomba atau orang tuanya selalu memamerkannya kepada orang lain. Ingatlah bahwa pandangan ini belum tentu benar. Sang anak mungkin merasa dirinya hebat padahal bila dibandingkan dengan orang lain, ia tidak ada apa-apanya. Perasaan hebat ini bisa jadi menurun kalau sang anak memperoleh informasi dari orang lain bahwa ada anak yang lebih hebat dari dia.
3. Bagaimana perasaan kita sebagai akibat dari penilaian tersebut.
Dengan adanya penilaian bahwa sang anak adalah anak yang hebat, timbul perasaan bangga dan penuh percaya diri.
Ketiga tahapan di atas berkaitan erat dengan teori labeling, dimana seseorang akan berusaha memainkan peran sosial sesuai dengan apa penilaian orang terhadapnya. Jika seorang anak dicap "nakal", maka ada kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai "anak nakal" sesuai dengan penilaian orang terhadapnya, walaupun penilaian itu belum tentu kebenarannya.

8 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

             

      1.     KETERAMPILAN MENJELASKAN
adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik.
a)            Prinsip-prinsip menjelaskan
·          Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik
·          Penjelasan harus diselingi tanya jawab
·          Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru
·          Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
·          Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik
·          Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan

b)           Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan
·        Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas
·        Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu
·        Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan
·        Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi
·        Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan.

c)             Tujuan Keterampilan Menjelaskan
·        Membimbing memahami konsep, hukum, prinsip atau prosedur
·        Membimbing menjawab pertanyaan secara nalar
·        Melibatkan peserta belajar dalam menghayati proses penalaran
·        Mendapatkan balikan mengenai pemahaman peserta belajar
·        Menolong peserta belajar menghayati berbagai proses penalaran

2. KETERAMPILAN BERTANYA
Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru yang menuntun respon atau jawaban dari peserta didik
          a)    Tujuan Keterampilan Bertanya
·        Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar
·        Melatih kemampuan mengutarakan pendapat
·        Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik
·        Melatih peserta didik berfikir divergen
·        Mencapai tujuan belajar
·        Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu
·        Menuntun proses belajar
·        Memusatkan perhatian terhadap masalah yang sedang dibahas

           b)    Jenis-jenis pertanyaan
·        Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu peserta didik
·        Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas
·        Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban
·        Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi
·        Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain
·        Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri
  c)     Faktor yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pertanyaan
·        Kejelasan dan kaitan pertanyaan
·        Kecepatan dan selang waktu
·        Pembagian dan penunjukan
           d)    Prinsip-prinsip bertanya
·        Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir kepada peserta didik
·        Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang sederhana
·        Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik
·        Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random
·        Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik
·        Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question
Dan harus menghindari kebiasaan seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda.
          e)     Teknik-teknik dalam bertanya
·        Tekhnik menunggu
·        Tekhnik menguatkan kembali
·        Tekhnik menuntun dan menggali
·        Tekhnik mekacak

3. KETERAMPILAN MENGGUNAKAN VARIASI
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga  dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi.
  a)            Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar
·        Menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar
·        Mempertahankan kondisi optimal belajar
·        Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
·        Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran
b)    Jenis-jenis variasi
·        Variasi dalam penggunaan media : Variasi alat dan bahan yang dapat di lihat, di dengar dan di raba.
·         Variasi dalam gaya mengajar : Variasi suara, Memusatkan perhatian, Membuat kesenyapan sejenak, Mengadakan kontak pandang, Variasi gerakan badan dan mimik, dan Mengubah posisi.
·        Variasi dalam penggunaan metode
·        Variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah (klasikal, kelompok dan perorangan), Variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan dan demontrasi
             c)     Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran
·        Gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat
·        Perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif
·        Penggunaan variasi harus direncakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan karakteristik peserta didik.

4. KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.
       a)    Tujuan menggunakan keterampilan memberi penguatan dalam pengajaran  untuk :
·        Menimbulkan perhatian peserta didik
·        Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
·        Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
·        Merangsang peserta didik berfikir yang baik
·        Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke arah perilaku yang mendukung belajar

         b)    Jenis-jenis penguatan
·        Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
·        Penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh.

          c)     Prinsip-prinsip penguatan
·        Dilakukan dengan hangat dan semangat
·        Memberikan kesan positif kepada peserta didik
·        Berdampak terhadap perilaku positif
·        Dapat bersifat pribadi atau kelompok
·        Hindari penggunaan respon negative.

5. KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Dalam menutup pelajaran, guru dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar.
a)    Tujuan membuka dan menutup pelajaran adalah :
·        Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang akan dibicarakan
·        Menyiapkan mental para peserta didik agar siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan
·        Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasailan dalam pelajaran
·        Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan

b)    Prinsip-prinsip membuka dan menutup pelajaran
·        Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik, yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang akan disampaikan
·        Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis
·        Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh peserta didik.

6. KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERSEORANGAN
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam mennetukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta didik.
       a)    Tujuan guru mengembangkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan:
·        Keterampilan dalam pendekatan pribadi
·        Keterampilan dalam mengorganisasi
·        Keterampilan dalam membimbing belajar
·        Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan KBM

7. KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal
          a)    Tujuan dari pengelolaan kelas adalah :
·        Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik memgembangkan kemampuannya secara optimal
·        Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar
·        Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari
·        Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik
·        Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual peserta didik dalam kelas.

              b)    Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
·        Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam perilaku peserta didik, sehingga guru dapat merubah strategi mengajarnya
·        Kehangatan dan keantusiasan
·        Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar
·        Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang menantang
·        Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar memiliki disipin diri
·        Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan menghindarkan konsentrasi pada hal negatif

               c)     Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
·        Keterampilan yang bersifat preventif guru dapat menggunakan kemampuannya dengan cara : Memusatkan perhatian, Menunjukkan sikap, tanggap, Menegur, Membagi perhatian, Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas, Memberi penguatan
·        Keterampilan megelola kelas yang bersifat represif, guru dapat menggunakan keterampilan dengan cara : Pengelolaan kelompok,  Modifikasi tingkah laku
Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah

     d)    Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan mengelola kelas :
·        Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
·        Pengulangan penjelasan yang tidak perlu
·        Penyimpangan
·        Kesenyapan
·        Bertele-tele

8. KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu.
a)    Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil :
·        Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan
·        Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan
·        Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis
·        Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi
b)    Komponen keterampilan guru dalam megembangkan pembimbingan kelompok kecil :
·        Memperjelas permasalahan
·        Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
·        Pemusatan perhatian
·        Menganalisa pandangan peserta didik
·        Meningkatkan urutan pikiran peserta didik
·        Menutup diskusi

c)     Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok kecil :
·        Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik
·        Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkan pemecahan masalah
·        Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu
·        Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan
·        Membiarkan peserta didik tidak aktif
·        Tidak merumuskan hasil diskusi dan tiadak membentuk tindak lanjut
 

Our Linguistik. Design By: SkinCorner