Mempelajari
penggunaan tanda titik koma dan tanda titik dua.
1. Tanda
titik koma (;)
·Tanda titik koma dapat dipakai untuk
memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh :
Malam makin larut;
pekerjaan belum selesai juga.
·Tanda titik koma dapat dipakai sebagai
pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat
majemuk.
Contoh :
Ayah mengurus
tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik menghafal nama-nama
pahlawan nasuonal; Saya sendiri asyik mendengarkan siaran radio.
2. Tanda
titik dua (:)
·Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir
suatau pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian.
Contoh :
Kita sekarang memerlukan
perabot rumah tangga: kursi, meja dan lemari.
·Tanda titik dua dipakai sesudah kata
atau ungkapan yang memerlukan penjelasan.
Contoh :
Ketua:
Gita Putri Andini
Sekretaris: Asri Nur Wulan
Bendahara: Dika Awaludin
·Tanda titik dua dipakaidalam teks drama sesudah kata yang menunjukan
pelaku dalam percakapan.
Contoh :
Ibu: (meletakkan beberapa sayuran) “Bawa
sayuran ini, Mir!”
Mira: “Baik, bu”.
·Tanda titik dua dipakai diantara jilid
atau nomor dan halaman.
·Tanda titik dua dipakai diantara bab dan
ayat dalam kitab suci.
·Tanda titik dua dipakai diantara judul
dan anak judul suatu karangan.
·Tanda titik dua dipakai diantara nama kota
dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contoh :
Surah Yasin:9
Penggunaan tanda baca sangat penting
dalam sebuah teks. Jika sebuah teks tidak menggunakan tanda baca, atau
menggunakan tanda baca secara tidak tepat, tentu akan kesulitan daam memahami
teks tersebut.
Rujukan:
Hatikah, tika.(2006).Membina Kompetensi
Berbahasa dan Bersastra Indonesia.Bandung: Grafindo Media Pratama.
Pendidikan Pra dasar adalah suatu upaya
dalam proses pertumbuhan, perkembangan fisik dan psikologis anak sesuai dengan
karakteristiknya. Pendidikan di Taman Kanak-Kanak dilaksanakan dengan prinsip
bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain sesuai dengan perkembangan
anak didik (Anonymous, 2001:5). Penggunaan
strategi, metode dan sumber/media belajar mengajar harus disesuaikan dengan
kebutuhan, minat dan kemampuan anak didik.
Bahasa dalam proses pembelajaran
memegang peranan yang sangat penting. Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi
seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan atau kebutuhannya.
Anak-anak yang memiliki kemampuan berbahasa yang baik pada umumnya memiliki
kemampuan yang baik pula dalam mengungkapkan pemikiran, perasaan serta tindakan
interaktif dengan lingkungannya. Oleh karena itu, perkembangan bahasa anak
dalam proses pembelajaran harus memperoleh perhatian yang serius bagi pendidik
(utamanya guru dan orang tua/keluarga).
Perkembangan bahasa anak dapat diamati melalui
kemampuan bercerita, bercakap-cakap, membaca puisi, menyanyi dan sebagainya,
yang kesemuanya ini dapat diperoleh dari berbagai sumber baik melalui bahan
bacaan, diceritakan orang lain atau mendengar siaran-siaran media masa baik
lewat radio atau televisi. Upaya untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak
di Taman Kanak-Kanak dapat dilakukan melalui berbagai cara dan tahapan-tahapan
tertentu.
Secara khusus, Flood dan Laap (1981:350), mengidentifikasi tahap-tahap
perkembangan kemampuan membaca pada anak yakni:
1.Tahap
Fantasi (magical stage)
Pada tahap ini anak mulai menggunakan buku, mulai
berpikir bahwa buku ini penting, melihat atau membolak-balikkan dan
kadang-kadang anak membawa buku kesukaannya. Pada tahap pertama, orang tua atau
guru dapat memberikan atau menunjukkan model/contoh tentang perlunya membaca,
membacakan sesuatu pada anak, membicarakan buku pada anak.
2.Tahap
Pembentukan Konsep Diri (self concept stage)
Pada tahap kedua, orang tua atau guru memberikan
rangsangan dengan jalan membacakan sesuatu pada buku-buku yang diketahui
anak-anak. Orang tua atau guru juga hendaknya melibatkan anak membacakan
berbagai buku.
3.Tahap
Membaca gambar (bridging reading stage)
Pada tahap ketiga, orang tua dan guru membacakan
sesuatu pada anak-anak, menghadirkan berbagai kosa kata pada lagu dan puisi,
memberikan kesempatan menulis sesering mungkin.
4.Tahap
Pengenalan Bacaan (take-of reader stage)
Pada tahap keempat, orang tua dan guru masih harus
membacakan sesuatu untuk anak-anak sehingga mendorong anak membaca sesuatu pada
berbagai situasi. Orang tua dan guru juga jangan memaksa anak membaca huruf
secara sempurna.
5.Tahap
Membaca Lancar (independent reader stage)
Pada tahap ini, orang tua dan guru masih tetap
membacakan berbagai jenis buku pada anak-anak. Tindakan ini mendorong anak agar
dapat memperbaiki bacaannya. Membantu menyeleksi bahan-bahan bacaan yang sesuai
serta mengajarkan cerita yang berstruktur.
.
Membaca merupakan salah satu aspek
penting yang diajarkan, karena kegiatan membaca merupakan kegiatan yang
kompleks dan melibatkan berbagai keterampilan. Hal ini ditegaskan oleh Grellt (dalam Muchlisoh et al., 1992:119),
bahwa “kegiatan membaca adalah semacam dialog antara pembaca dan penulis, tanpa
kecuali anak usia dini, dan kemampuan membaca mempengaruhi kemampuan berbicara,
sehingga dapat dikatakan bahwa membaca merupakan aspek kebahasaan yang
berfungsi sebagai pintu awal dalam membuka cakrawala berpikir seseorang”.
Demikian pula menurut Flood dan Lapp (1981:350), bahwa “membaca merupakan suatu
proses berpikir yang mana pembaca menjadi partisipan aktif”. Anderson yang
dikutip oleh Tarigan (1986:8), menjelaskan bahwa “membaca adalah suatu proses
yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
disampaikan melalui media kata-kata, di mana kata-kata tersebut merupakan satu
kesatuan yang dapat dilihat dan mempunyai makna. Proses membaca dimulai dari
keinginan anak untuk memahami dan melafalkan huruf sehingga menjadi rangkaian
kata-kata yang penuh makna. Oleh karena itu, permulaan membaca bagi anak di
Taman Kanak-Kanak harus memperoleh perhatian sungguh-sungguh dari pendidik,
sehingga anak menyadari bahwa dengan membaca anak-anak dapat memperoleh
berbagai pengetahuan dan informasi dari media cetak, dan pada akhirnya mereka
dapat menginformasikan dan mengkomunikasikan itu kepada orang lain.
Untuk memberikan rangsangan positif
terhadap munculnya berbagai keberbahasaan anak yang telah diuraikan di atas,
maka permainan dan berbagai alat bantu memegang peranan penting. Lingkungan
(termasuk di dalamnya peranan orang tua dan guru) seharusnya menciptakan
berbagai aktivitas bermain sederhana yang memberikan arahan dan bimbingan agar
berbagai potensi anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal.
Menurut SUMARDI,Puisi adalah
karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama
dengan bunyi yang padu serta pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
Berdasarkan pendapat Richards,
Siswanto dan Roekhan (1991:55-65) menjelaskan unsur-unsur puisi sebagai
berikut.
1.Struktur
Fisik Puisi
Meliputi hal-hal sebagai berikut :
(1)Perwajahan
puisi (tipografi), yaitu bentuk penulisan puisi mengenai pengaturan tepi
kanan-kiri, pengaturan baris, dan tidak selalu diawal kalimat menggunakan huruf
kapital dan diakhiri tanda titik.
(2)Diksi, yaitu
pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Pemilihan
kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan
urutan kata. Geoffrey (dalam Waluyo,
19987:68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9 (sembilan) aspek
penyimpangan, yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan semantis, penyimpangan
fonologis, penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek, penggunaan register
(ragam bahasa tertentu oleh kelompok/profesi tertentu), penyimpangan historis
(penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis (penggunaan kapital
hingga titik)
(3)Imaji, yaitu
kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi,
seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
(4)Kata
kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap oleh indera sehingga memunculkan
imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata
kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll.
(5)Bahasa figuratif,
yaitu bahasa kiasan.
(6)Versifikasi,
yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada
puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
2. Struktur Batin Puisi
Adapun struktur batin puisi akan
meliputi :
(1)Tema/makna (sense);
makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
(2)Rasa (feeling),
yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
(3)Nada (tone),
yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan
rasa.
(4)Amanat/tujuan/maksud.
JENIS PUISI
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama,
puisi baru dan puisi kontemporer.
1.Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh
aturan-aturan.
Ciri
puisi lama:
·Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama
pengarangnya.
·Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan
sastra lisan.
·Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah
baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
Yang termasuk puisi lama
adalah
a) Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki
kekuatan gaib
b) Pantun
adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris
terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris
berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun
anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka
c) Karmina
adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek
d) Seloka
adalah pantun berkait
e) Gurindam
adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi
nasihat
f) Syair
adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak
a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita
g) Talibun adalah
pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris
2. Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi
jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Ciri-ciri Puisi Baru:
·Bentuknya
rapi, simetris
·Mempunyai persajakan akhir (yang teratur)
·Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair
meskipun ada pola yang lain
·Sebagian besar puisi empat seuntai
·Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan
sintaksis)
·Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian
besar) : 4-5 suku kata.
Jenis-jenis Puisi Baru
Menurut
isinya, puisi dibedakan atas :
a) Balada
adalah puisi berisi kisah/cerita
b) Himne
adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan
c) Ode
adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa
d) Epigram
adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup
e) Romance
adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
f) Elegi
adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
g) Satire
adalah puisi yang berisi sindiran/kritik
3. Puisi Kontemporer yaitu puisi masa kini yang muncul sesuai
perkembangan zaman atau selalu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan zaman.
Selain itu, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam
kurun waktu terakhir.
Ciri-ciri Puisi Kontemporer:
·Kata-kata yang kurang memperhatikan santun
bahasa
·Memakai kata-kata makin kasar, ejekan
·Memakai kata-kata simbolik atau lambing intuisi,
gaya bahasa, irama. (Sumber : wikipedia puisi)
DEKLAMASI PUISI ANAK SD PEMENANG JUARA PUISI RENDRA TK NASIONAL 2012