http://www.youtube.com/watch?v=3EesdH8Lahc
Pendidikan Pra dasar adalah suatu upaya
dalam proses pertumbuhan, perkembangan fisik dan psikologis anak sesuai dengan
karakteristiknya. Pendidikan di Taman Kanak-Kanak dilaksanakan dengan prinsip
bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain sesuai dengan perkembangan
anak didik (Anonymous, 2001:5). Penggunaan
strategi, metode dan sumber/media belajar mengajar harus disesuaikan dengan
kebutuhan, minat dan kemampuan anak didik.
Bahasa dalam proses pembelajaran
memegang peranan yang sangat penting. Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi
seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan atau kebutuhannya.
Anak-anak yang memiliki kemampuan berbahasa yang baik pada umumnya memiliki
kemampuan yang baik pula dalam mengungkapkan pemikiran, perasaan serta tindakan
interaktif dengan lingkungannya. Oleh karena itu, perkembangan bahasa anak
dalam proses pembelajaran harus memperoleh perhatian yang serius bagi pendidik
(utamanya guru dan orang tua/keluarga).
Perkembangan bahasa anak dapat diamati melalui
kemampuan bercerita, bercakap-cakap, membaca puisi, menyanyi dan sebagainya,
yang kesemuanya ini dapat diperoleh dari berbagai sumber baik melalui bahan
bacaan, diceritakan orang lain atau mendengar siaran-siaran media masa baik
lewat radio atau televisi. Upaya untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak
di Taman Kanak-Kanak dapat dilakukan melalui berbagai cara dan tahapan-tahapan
tertentu.
Secara khusus, Flood dan Laap (1981:350), mengidentifikasi tahap-tahap
perkembangan kemampuan membaca pada anak yakni:
1. Tahap
Fantasi (magical stage)
Pada tahap ini anak mulai menggunakan buku, mulai
berpikir bahwa buku ini penting, melihat atau membolak-balikkan dan
kadang-kadang anak membawa buku kesukaannya. Pada tahap pertama, orang tua atau
guru dapat memberikan atau menunjukkan model/contoh tentang perlunya membaca,
membacakan sesuatu pada anak, membicarakan buku pada anak.
2. Tahap
Pembentukan Konsep Diri (self concept stage)
Pada tahap kedua, orang tua atau guru memberikan
rangsangan dengan jalan membacakan sesuatu pada buku-buku yang diketahui
anak-anak. Orang tua atau guru juga hendaknya melibatkan anak membacakan
berbagai buku.
3. Tahap
Membaca gambar (bridging reading stage)
Pada tahap ketiga, orang tua dan guru membacakan
sesuatu pada anak-anak, menghadirkan berbagai kosa kata pada lagu dan puisi,
memberikan kesempatan menulis sesering mungkin.
4. Tahap
Pengenalan Bacaan (take-of reader stage)
Pada tahap keempat, orang tua dan guru masih harus
membacakan sesuatu untuk anak-anak sehingga mendorong anak membaca sesuatu pada
berbagai situasi. Orang tua dan guru juga jangan memaksa anak membaca huruf
secara sempurna.
5. Tahap
Membaca Lancar (independent reader stage)
Pada tahap ini, orang tua dan guru masih tetap
membacakan berbagai jenis buku pada anak-anak. Tindakan ini mendorong anak agar
dapat memperbaiki bacaannya. Membantu menyeleksi bahan-bahan bacaan yang sesuai
serta mengajarkan cerita yang berstruktur.
.
Membaca merupakan salah satu aspek
penting yang diajarkan, karena kegiatan membaca merupakan kegiatan yang
kompleks dan melibatkan berbagai keterampilan. Hal ini ditegaskan oleh Grellt (dalam Muchlisoh et al., 1992:119),
bahwa “kegiatan membaca adalah semacam dialog antara pembaca dan penulis, tanpa
kecuali anak usia dini, dan kemampuan membaca mempengaruhi kemampuan berbicara,
sehingga dapat dikatakan bahwa membaca merupakan aspek kebahasaan yang
berfungsi sebagai pintu awal dalam membuka cakrawala berpikir seseorang”.
Demikian pula menurut Flood dan Lapp (1981:350), bahwa “membaca merupakan suatu
proses berpikir yang mana pembaca menjadi partisipan aktif”. Anderson yang
dikutip oleh Tarigan (1986:8), menjelaskan bahwa “membaca adalah suatu proses
yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
disampaikan melalui media kata-kata, di mana kata-kata tersebut merupakan satu
kesatuan yang dapat dilihat dan mempunyai makna. Proses membaca dimulai dari
keinginan anak untuk memahami dan melafalkan huruf sehingga menjadi rangkaian
kata-kata yang penuh makna. Oleh karena itu, permulaan membaca bagi anak di
Taman Kanak-Kanak harus memperoleh perhatian sungguh-sungguh dari pendidik,
sehingga anak menyadari bahwa dengan membaca anak-anak dapat memperoleh
berbagai pengetahuan dan informasi dari media cetak, dan pada akhirnya mereka
dapat menginformasikan dan mengkomunikasikan itu kepada orang lain.
Untuk memberikan rangsangan positif
terhadap munculnya berbagai keberbahasaan anak yang telah diuraikan di atas,
maka permainan dan berbagai alat bantu memegang peranan penting. Lingkungan
(termasuk di dalamnya peranan orang tua dan guru) seharusnya menciptakan
berbagai aktivitas bermain sederhana yang memberikan arahan dan bimbingan agar
berbagai potensi anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal.
0 komentar:
Posting Komentar